Hai. Apa kabar semuanya? Baik-baik aja kan ya? Kalau ada yang
sakit ya semoga cepet sembuh. Oke?
Lama nggak ngeblog. Ya nggak ngaruh juga sih, mau ngeblog atau
nggak blog emak juga jarang yang ngunjungin. Cukup tau aja sih ya. Cuman yaudah
sih ya. Emak sih santai aja mah orangnya.
Oh iya, emak ini bukan emak-emak yang umurnya tua. Emak cuman
nama panggilan dari salah satu teman emak. Dan karena itu, emak jadi sering
dipanggil dengan ‘emak’. Emak ini masih muda, bersinar, gaul, cantik, putih,
dan sudah punya pacar.
Tanggal 22 April 2013, emak cuman berharap kalau tanggal itu
nggak pernah ada. Gimana nggak, tanggal segitu UN SMP 2013, bos. Emak sempet
ragu kalau tanggal segitu beneran bakal diadain Ujian Nasional, soalnya UN
SMA/sederajat aja ditunda di daerah Kalimantan Timur. Belum lagi itu jadi beban
sendiri bagi kita yang masih SMP ini. Kesulitan soal yang dinaikkin, paket soal
yang diperbanyak.
Emak bingung, emak udah nyiapin dua bulan lamanya buat UN
ini, dan lo tau, hasilnya nggak memuaskan sama sekali. Soalnya semua diluar
dugaan. Bahkan tak pernah terpikir jika soal seperti itu keluar. Emak yang
belajar keras cuman buat sampai ke
target, gagal. Padahal ada kata guru, “Ujian Nasional itu seperti soal anak
kelas 7 SMP. Mudah.”. dan emak bertanya, mudah dimananya jika soalnya ini
benar-benar sulit. Emak sempet berpikir, nggak salah kalau nanti banyak orang
yang mungkin nggak lulus. Kita masih di negara berkembang, pendidikan di
Indonesia aja masih ambruadul. Bukan berarti dalam meningkatkan pendidikan
harus melakukan tingkatan yang drastis.
Emak kecewa, waktu emak mengerjakan soal, dan emak sudah
berkali-kali membaca, akhirnya emak melingkari satu jawaban yang emak yakin. Saat
dimenit-menit akhir, emak sadar kalau emak terjebak oleh soal itu. Emak pun
menghapus jawaban tadi, dan emak kaget. Huruf nya langsung kabur, bahkan hampir
hilang. Emak bener-bener terkejut. Dengan pasrah emak tidak jadi mengganti
jawaban emak, emak tetap mengisi jawaban tersebut. Dan lucunya lagi, lembar
soal UN, adalah soal fotocopy-an.
Dan setelah emak membaca salah satu postingan ini –> http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/15/keluhan-ljun-curahan-hati-seorang-pelajar-551326.html
Emak bener-bener setuju dengan postingan tersebut. Ini seharusnya
menjadi perhatian pemerintah. Beratus orang di tempat duduk DPR, dan banyak
yang tidak hadir, banyaknya korupsi yang melanda pemerintahan di Indonesia. Penghapusan
RSBI yang mengejutkan. Emak sebenarnya tidak pernah masalah dengan penghapusan
tersebut, hanya saja, emak merasa lebih dari 2 tahun emak belajar dalam sistem
RSBI, dan kemudia dihapus seketika. Kurikulum yang berbeda dari biasanya. Emak
merasa seperti tahun emak bukan tahun yang baik, emak merasa tahun emak adalah
tahun percobaan. Tapi maaf, KAMI BUKANLAH KELINCI PERCOBAAN.
Tidak bisakah mereka yang duduk manis di pemerintahan tidak
merepotkan kami? Emak merasa, emak terlalu diberi banyak beban oleh
pemerintahan dalam sistem pendidikan. Mereka memberatkan emak.
Harusnya UN bukanlah menjadi syarat mutlak dalam kelulusan
siswa. Tidakkah mereka berpikir, bagaimana reaksi siswa yang belajar begitu
kerasnya tiba-tiba dia tahu jika ia tidak lulus. Mungkin saja, ia langsung
menyakiti diri sendiri, menjadi gila atau bahkan lebih buruknya bunuh diri. Padahal
akhirnya, saat kita sudah besar, semua mata pelajaran yang dipelajari akan
hilang, karena kita hanya bertumpu pada satu mata pelajaran. Apa gunanya
mempelajari semuanya jika kita juga akan melupakannya?
Emak tidak bermaksud menyindir, atau bahkan menjelek-jelekkan
sistem pendidikan di Indonesia. Emak hanya berusaha mengungkapkan pendapat emak
sebagai seorang murid yang juga harus menjalani sistem pendidikan di Indonesia.
Emak tidak tahu, apakah yang akan terjadi nanti. Tetapi emak hanya berharap,
agar Indonesia menjadi lebih baik. Walaupun begitu, emak juga tetap orang
Indonesia, emak lahir di Indonesia, emak berdarah Indonesia, emak besar di
Indonesia, dan SAYA MASIH MENCINTAI INDONESIA.